Belajar Berpikir Kontributif dari Nabi Ibrahim’alaihissalâm

📚 Intisari Khutbah Idul Adha 1441 H 📚

📔 BELAJAR BERPIKIR KONTRIBUTIF DARI NABI IBRAHIM ALAIHISSALAM

👤 Dr. H. Saiful Bahri, Lc., M.A

Takbir tahmid dan shalawat, syahadatain…
Amma ba’du

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Allah SWT berfirman dalam al-Quran:
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Surah Ibrahim ayat 37)

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, walillahil hamd.
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh…

Nabi Ibrahim _alaihissalâm_ merupakan salah satu Nabi Allah yang disebut dengan ulul ‘azmi. Beliau menjadi teladan bagi umat ini dalam berdakwah, berjuang menyampaikan risalah Allah. Teladan dalam berkorban dan beramar makruf.

Di antara pelajaran utama yang patut untuk ditiru dari Nabi Ibrahim adalah cara berpikir kontributif dalam bermasyarakat. Terutama yang Allah abadikan dalam Surah Ibrahim ayat 37.

1. Beliau (hanya) mengeluhkan keadaannya kepada Allah. Menandakan kuatnya interaksi dan keyakinannya kepada Allah. Hamba Sang Maha Kuat akan kuat, Hamba Sang Maha Kaya akan merasa mampu berkontribusi dan mampu melampaui rintangan hidup. Orang yang berkeluh kesah kepada Allah, berpeluang meminimalisir mengeluh kepada selain Allah.

2. Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah agar keluarga dijadikan orang-orang yang senantiasa mendirikan shalat. Orang yang mampu mendirikan shalat akan mampu menunaikan zakat dan bersedekah. Orang yang mendirikan shalat adalah pribadi yang mengagungkan Allah. Karena gerakan-gerakan shalat adalah takbir dan ikrar pengagungan terhadap Allah.

3. Nabi Ibrahim berdoa agar hati-hati manusia condong kepada keluarganya. Bukan berarti beliau meminta belas kasihan. Namun, sebaliknya, beliau memohon kepada Allah agar menjadikan keluarganya sebagai trendsetter kebaikan, inspirasi kebaikan yang selalu menjadi magnet ketertarikan orang-orang untuk melakukan berbagai kebaikan.

4. Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah agar mereka diberikan rizki berupa buah-buahan yang menghasilkan. Baik yang yang tumbuh dari bumi, ataupun dimaknai secara umum, apa saja yang membuahkan hasil “tsamarât”. Dan supaya mereka senantiasa bersyukur, dengan senantiasa berpikir kontributif.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, walillahil hamd.
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh…

Nabi Ibrahim mengajarkan keluarganya dan kita semua untuk berusaha mengekalkan nama baik kita di bibir orang-orang shalih, agar nama kita terus ada dalam doa-doa mereka, sepanjang masa. Itulah permohonan dan doa Nabi Ibrahim yang diabadikan Allah dalam surah Asy-Syu’ara ayat 84. Menjadi tutur kata yang baik bagi generasi setelahnya.

Ibnu Katsir menyebutkan bahwa beliau mewakafkan anak-anaknya menjadi juru dakwah yang tersebar di Semenanjung Arabia, di Syam dan di Afrika.

Orang-orang yang berpikir kontributif akan diberdayakan dan dimampukan Allah. Ia senantiasa berpikir untuk berbagi, memberi, melayani dan terlibat dalam berbagai kegiatan dan proyek-proyek kebaikan. Sekalipun ia dalam keadaan sulit atau terperangkap ketidakberdayaan, ia akan berupaya untuk melompatinya dengan sepenuh keyakinan kepada Allah.

Sedangkan orang yang memiliki pola pikir eksplotatif akan berpikir untuk selalu mendapatkan, mengumpulkan, memonopoli, mengambil, memanfaatkan untuk diri sendiri. Akibatnya ia akan kurang mampu bersyukur dan selalu merasa kurang meskipun terlihat berkecukupan secara materi. Ia berpotensi menajdi rakus dan tamak.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, walillahil hamd.
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullâh…

Ya Rabbana… jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang selalu mampu berkontribusi dalam kebaikan. Menjadi inspirasi kebaikan dan senantiasa berada dalam ketaatan pada-Mu. Kumpulkanlah kami bersama shalihin dan shalihat yang Engkau cintai.
Angkatlah bala’, fitnah, dan berbagai penyakit yang terlihat dan yang tak terlihat. Gantikanlah dengan turunnya rahmat-Mu, pengampunan-Mu dan segala kebaikan dari-Mu.
Ampunilah keterbatasan kami, kekhilafan kami, kelalaian kami.

Barakallâhu fiikum…
Kullu ‘Am wa antum bikhair wa ilalLâhi aqrab wa ‘ala thâ’atihi adwam. Aamiin.

Jakarta, 10 Dzulhijjah 1441 H